Judul Buku
Tahajud Cinta
di Kota New York
Penulis
Arumi Ekowati
Penerbit
Zettu,
Jakarta Timur
Cetakan
I,
2013
Tebal
420halaman
ISBN
978-602-7735-53-8
Harga
Rp.
65.000,-
Sebuah novel yang menceritakan tentang seorang mahasiswi dari Columbia University. Gadis ini berasal dari Indonesia, negara yang dikenal dengan banyaknya penduduk yang memeluk agama islam. Fenomena yang sering terjadi dikalangan remaja islam di Indonesia yaitu tidak mencirikan prilaku orang yang beragama. Bahkan hal seperti ini sudah dianggap biasa.
Dara Paramitha yang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas terkemuka dan kabarnya termahal di Amerika Serikat. Dikenal oleh teman-temannya sebagai fashionista dan gemar pergi ke keclub-club malam, berpakaian sexy,
glamour. Kota New York yang menawarkan kebebasan dan kesenangan hampir disetiap sudut kotanya.
Pertemuannya dengan seorang gadis bernama Aisyah Liu keturunan China membawa dampak besar bagi kehidupan Dara. Dara yang mengaku memeluk islam sejak lahir belum bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar bahkan sering mengabaikan ibahah-ibadah wajib. Aisyah Liu membuat Dara sadar dan bertekad untuk menjadi muslimah sejati.
Banyak rintangan yang harus Ia hadapi atas keputusannya untuk merubah diri. Berawal dari Keira, sahabat dekat sejak mereka SMP yang juga berasal dari jakarta terkejut dan tidak bisa menerima perubahan drastis yang dilakukan Dara. Lalu Brian teman sekampusnya yang patah hati dan berhenti untuk menyukai Dara.
Banyak rintangan yang harus Ia hadapi atas keputusannya untuk merubah diri. Berawal dari Keira, sahabat dekat sejak mereka SMP yang juga berasal dari jakarta terkejut dan tidak bisa menerima perubahan drastis yang dilakukan Dara. Lalu Brian teman sekampusnya yang patah hati dan berhenti untuk menyukai Dara.
Suatu hari Dara bertemu seorang muallaf asal Amerika sekaligus arsitek yang memiliki masa depan cerah yaitu Richard Wenneryang
secara diam-diam ternyata dia menaruh hati kepada Dara. Tak hanya Richard Wenner,
Brad Smitth seorang pemusik bergaya urakan yang berbeda keyakinan pun juga jatuh hati karena pertemuan tak disengaja yang kerap
kali menumbuhkan perasaan itu. Di sinilah letak keimanan Dara diuji lebih dahsyat oleh Allah SWT. Richard laki-laki yang
nyaris sempurna,
sedangkan Brad laki-laki yang bertampang preman namun hati dermawan.
Keingintahuan Brad dengan agama islam membuat dia banyak mencari tahu tentang islam. Mulai dari ucapan salam yang secara tulus senantiasa terlontar dari mulut-mulut muslim/muslimah, ritual
berdoa yang dilakukan 5 kali dalam sehari (baca: shalat), sampai aturan-aturan yang ada dalam Islam yang sempat membuatnya berdecak heran. Akhirnya atas hidayah yang diberikan oleh Allah SWT, tepat
di sebuah bangunan berkubah di New York,
Brad mengucap kalimat syahadat yang
disaksikan oleh Aisyah, Richard, Keira dan juga Dara.
Brad Smith adalah laki-laki yang dipilih Dara setelah melakukan shalat istikharah. Mereka pun akhirnya mencintai satu sama lain. Ini bukan perasaan cinta biasa tapi cinta yang tunduk dan patuh pada kehendak allah.
Novel memiliki hal-hal menarik yang bisa kita dapatkan. Tidak hanya menceritakan tentang kehidupan orang beragama islam tetapi juga menjelaskan banyak hal tentang arsitektur dan bangunan-bangunan secara rinci bahkan terdapat sejarah terbentuknya beberapa bangunan di kota New York dan Jakarta.
Hanya saja pada cerita ini perubahan perilaku Dara sedikit terasa tidak realistis. Gaya bicaranya dengan Keira, sabahat sejak SMP yang terlalu sopan dan lembut terkesan sangat drastis dan tidak bertahap. Bahkan mengubah panggilan dari "Elo" ke "Kamu" dan "Gue" ke "Saya".
Brad Smith adalah laki-laki yang dipilih Dara setelah melakukan shalat istikharah. Mereka pun akhirnya mencintai satu sama lain. Ini bukan perasaan cinta biasa tapi cinta yang tunduk dan patuh pada kehendak allah.
Novel memiliki hal-hal menarik yang bisa kita dapatkan. Tidak hanya menceritakan tentang kehidupan orang beragama islam tetapi juga menjelaskan banyak hal tentang arsitektur dan bangunan-bangunan secara rinci bahkan terdapat sejarah terbentuknya beberapa bangunan di kota New York dan Jakarta.
Hanya saja pada cerita ini perubahan perilaku Dara sedikit terasa tidak realistis. Gaya bicaranya dengan Keira, sabahat sejak SMP yang terlalu sopan dan lembut terkesan sangat drastis dan tidak bertahap. Bahkan mengubah panggilan dari "Elo" ke "Kamu" dan "Gue" ke "Saya".
Nilai-nilai yang bisa kita ambil dari cerita ini yaitu hendaknya kita sebagai makhluk yang beragama terus berusaha berpegang teguh dengan keyakinan kita dan melakukan hal-hal sebagaimana seharusnya dilakukan oleh orang yang beragama.dimanapun tempatnya dan sesulit apapun pasti Allah akan memberikan kemudahan kepada umatnya.